Banten merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang terletak di wilayah paling barat dari Pulau Jawa. Berdasarkan
letak geografis, Banten berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Samudera Hindia di
selatan, Selat Sunda di barat dan Provinsi Jawa Barat serta DKI Jakarta di
timur. Menurut data Badan Informasi Geospasial
(BIG), luas wilayah provinsi ini sekitar 9.160,70 km2. Dahulu,
Banten pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat yang kemudian mengalami pemekaran
pada tahun 2000 sesuai keputusan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2000.
Gambar 1. Letak Provinsi Banten
(Sumber : Google Earth, 2018)
Sadar
atau tidak, banyak bagian dari provinsi ini yang unik, menarik, istimewa dan
memukau. Setiap bagian tersebut memiliki warna masing-masing. Lalu, bagaimana
sih warna-warni di Provinsi Banten? Yuk, mari kita simak ulasan di bawah ini!
Warna
Emas
Warna emas merupakan simbol kesuksesan, kemewahan, dan kejayaan.
Laksana warna emas, Istana Keraton Kaibon dan Keraton Surosowan di Banten
menyimpan kisah tentang kesuksesan dan kejayaan. Keraton Kaibon terletak di Kampung Kroya, Kecamatan
Kasemen, Banten. Bangunan ini merupakan
salah satu cagar budaya Provinsi Banten yang menyimpan kisah kejayaan Kerajaan
Banten Lama. Keraton Kaibon dibangun pada tahun 1815 sebagai persembahan Sultan
Syafiudin untuk Sang Bunda, Ratu Aisyah. Keraton Kaibon dibangun menggunakan
batu bata yang terbuat dari pasir dan kapur. Namun sayangnya, pada tahun
1832 keraton yang megah ini dihancurkan oleh pihak Belanda. Kini yang tersisa
dari keraton tersebut hanya berupa reruntuhan dan puing-puing pondasi bangunan
saja. Walau demikian, banyak sekali wisatawan yang mengunjungi cagar budaya
ini.
Kisah tentang kesuksesan dan kejayaan lainnya datang dari
Keraton Surosowan. Keraton Surosowan dibangun sekitar 300 tahun sebelum Keraton
Kaibon, yaitu pada tahun 1522-1526. Keraton ini menggambarkan kejayaan Maulana
Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten.
Gambar 2. Keraton Kaibon
(Sumber : www.indonesiakaya.com)
Gambar
3. Keraton Surosowan
(Sumber
: lifestyle.okezone.com
)
Warna
Merah
Laksana kobaran api, merah merupakan
simbol semangat, gairah, dan keberanian. Monumen perjuangan rakyat Banten
menciptakan kesan warna merah. Monumen perjuangan rakyat Banten dibangun di
antara alun-alun barat dan alun-alun timur Kota Serang, Banten. Monumen ini
dibangun dengan tujuan untuk menghormati dan mengingat semangat serta kegigihan
perjuangan rakyat Banten dalam melawan penjajah.
Gambar 4. Monumen Perjuangan Rakyat Banten
(Sumber : bantenfoto.com)
Warna Jingga
Warna jingga seperti langit senja yang
memberikan kehangatan dan kenyamanan. Pantai Anyer dan Pantai Carita, warisan alam
di Banten yang menciptakan kesan kehangatan dan kenyamanan. Kedua pantai ini
menjadi primadona bagi wisatawan untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang
tersayang. Pasir pantai yang putih serta suara ombak yang berderu membuat
keindahan kedua pantai ini tidak diragukan lagi. Ada banyak aktivitas yang
dapat dilakukan di Pantai Anyer dan Pantai Carita, seperti surfing, diving, snorkeling,
kumpul keluarga, banana boat dan
masih banyak lagi. Semua aktivitas tersebut tentu sangat menyenangkan dan
menciptakan kesan kenyamanan.
Gambar 5. Pantai Carita
(Sumber : tempatwisataseru.com)
Gambar 6. Pantai Anyer
(Sumber : tempatwisataseru.com)
Warna Hijau
Hijau menggambarkan alam dan
kesuburan. Salah satu bagian dari Provinsi Banten yang memberi kesan “hijau” adalah
Taman Nasional Ujung Kulon. Taman Nasional Ujung Kulon adalah sebuah Kawasan
Taman Nasional yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini
tepatnya terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten.
Tahun 1991, Ujung Kulon diresmikan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia yang
dilindungi. Tempat ini mencakup hutan lindung. Selain itu, kawasan ini juga
menjadi tempat perkembangbiakan berbagai jenis fauna. Beberapa jenis
diantaranya merupakan fauna langka yang perlu dilindungi seperti, Badak
Jawa (Rhinoceros
sondaicus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing Hutan (Cuon alpinus javanicus). Selain fauna,
Taman Nasional Ujung Kulon juga menjadi tempat hidup dari beberapa jenis flora
langka, antara lain : Batryohora geniculata, Cleidion
spiciflorum, Heritiera percoriacea, dan Knema
globularia.
Gambar 7. Taman Nasional Ujung Kulon
(Sumber : tempatwisataseru.com)
Gambar 8. Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon
(Sumber : cnnindonesia.com)
Warna Hitam
Warna hitam menciptakan kesan
misterius. Layaknya warna hitam, debus menciptakan kesan misterius. Debus
merupakan seni bela diri khas Banten. Kesenian ini menampilkan kemampuan
manusia yang sangat luar biasa, seperti kebal terhadap senjata tajam, kebal
terhadap api, kebal terhadap air keras dan lainnya. Kesenian yang bermula sejak
abad ke-16 ini memang terbilang kesenian yang ekstrem. Kata debus sendiri berasal dari Bahasa Arab yang berarti tongkat
besi dengan ujung runcing berhulu bundar.
Gambar 9. Pertunjukan Debus
(Sumber : wikipedia.com)
Warna
Abu
Abu-abu merupakan simbol kemandirian.
Warna ini cocok sekali untuk menggambarkan Suku Baduy. Suku Baduy merupakan kelompok masyarakat adat di
wilayah Kabupaten Lebak,
Banten. Suku ini mencakup sekitar 26.000 orang.
Mereka merupakan salah satu suku yang mandiri dan mengisolasi diri dari dunia
luar. Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes.
Gambar 10. Suku Baduy
(Sumber : jatim.tribunnews.com)
Nah, itulah beberapa kesan warna yang
tercipta dari Provinsi Banten. Banten saat ini sangat indah dan memukau dengan
segala warna-warni yang terkandung di dalamnya. Lalu, kira-kira bagaimana
kondisi Banten di masa depan? Akankah tetap memukau? Jawabannya tergantung pada
kita sebagai generasi penerus bangsa. Generasi yang memegang tanggung jawab
besar. Generasi yang harus peduli, merawat dan menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sebagai bagian dari NKRI, sudah sepatutnya kita bantu menjaga
dan merawat Provinsi Banten agar Banten di masa depan tetap memukau seperti
saat ini. Karena kalau bukan kita, siapa
lagi ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar